Rabu, 03 Februari 2016

Bangun Pemuda Berkarakter Tanpa Narkoba

Mahasiswa merupakan generasi muda penerus bangsa. Peran pemuda sangat penting dalam memelihara dan menjaga keutuhan bangsa. Bila membaca sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, tidak berlebihan bila mengatakan bahwa dari para pemuda, lahirnya kemerdekaan Republik Indonesia. Betapa tidak, setiap momentum perubahan yang terjadi pada bangsa kita tidak lepas dari peran pemuda. Bangsa Indonesia telah menyaksikan bahwa momentum perjuangan telah diciptakan dan diharumkan oleh pemuda dalam perjalanan sejarahnya.
Ketika kita menelusuri sejarah pemuda dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, rata-rata mereka adalah para mahasiswa atau pelajar. Tahun 1908, merupakan tonggak awal Kebangkitan Nasional. Tahun ini awal berdirinya Organisasi Budi Oetomo, organisasi yang dimotori oleh para mahasiswa Stovia, sekolah kedokteran yang didirikan Belanda untuk anak priyayi Indonesia. Meskipun organisasi Budi Oetomo dalam perdebatan mengenai sifat organisasi nasional atau bukan, karena organisasi ini hanya ada di Jawa dan memang khusus diperuntukkan bagi orang Jawa, tetapi di sini ada kesadaran untuk menyatu dalam suatu bangsa dan awal perjuangan melalui sarana organisasi.
Tahun 1928, merupakan wujud menggelora semangat nasionalisme pemuda Indonesia, yang terikrar dalam Sumpah Pemuda. Para mahasiswa yang sedang bejalar di luar negeri, seperti Soepomo, Mohammad Hatta, dan Sutan Syahrir, mereka aktif berdiskusi tentang masa depan negaranya. Di dalam negeri sendiri, Soekarno, sejak remaja, mahasiswa, sampai lulus kuliah, terus aktif menyuarakan tuntutan kemerdekaan bagi Negeri Indonesia. Dua puluh tahun Kebangkitan Nasional yang terkotak-kotak dalam organisasi daerah, tersimpulkan dalam kesadaran kemerdekaan satu negara, satu bangsa dan satu bahasa Indonesia.
Tahun 1945, merupakan tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Deklarasi kemerdekaan Republik Indonesia ini tidak lepas dari peran pemuda Indonesia.  Pasca dijatuhkannya bom atom di Jepang pada 6 dan 9 Agustus 1945 oleh Amerika Serikat (AS), para pemuda dengan cepat memanfaatkan peluang tersebut untuk menyatakan kemerdekaan.
Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan terus berlanjut. Setelah proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945, pasukan Inggris datang ke Indonesia untuk melucuti senjata pasukan Jepang. Namun, mereka bersekutu dengan tentara Belanda (NICA). Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR dan polisi diserahkan kepada mereka.Kekuasaan sekutu ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk turut tetap menjajah Indonesia, karena Belanda belum mengakui kemerdekaan Indonesia. Para pemuda Indonesia terus berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, seperti perlawanan Bung Tomo beserta kawan-kawan di Surabaya dan Muhammad Toha beserta kawan-kawan di Bandung sehingga menjadikan Bandung Lautan Api. 
Dari generasi ke generasi, pemuda Indonesia tampil mengobarkan semangat perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan. Kini, Indonesia sudah menikmati kemerdekaan 68 tahun, mempertahankan kemerdekaan Indonesia pun masih terus berlanjut. Serangan yang datang bukan lagi penjajahan dalam kokangan pistol atau senapan, tetapi jeratan Narkoba yang bila dibiarkan secara simultan dapat mengganggu stabilitas negara.
Mahasiswa harus tahu tentang bahaya Narkoba dan dalam bergaulan harus cerdas dan lebih berhati-hati dalam memilih teman. Walau tidak menjadi pengguna, tetapi secara tidak disadari bisa menjadi kurir. Ada banyak modus yang dilakukan oleh pengedar Narkoba. Di antaranya, dipacari. Misalnya, di dalam internet, atau FB, para pengedar berkenalan, lalu merayu dengan mengajari mahasiswi bahasa Inggris. Setelah akrab, mahasiswi pun diajak jalan-jalan ke luar negeri. Awalnya tidak apa-apa ketika jalan-jalan, tetapi di sana pengedar melakukan pengamatan. Jalan-jalan kedua, pengedar mulai melakukan aksi dengan memberi tas atau sepatu baru, padahal di dalamnya atau bagian dari barang tersebut sudah dimasukkan Narkoba. Dengan Oleh karena itu, mahasiswa jangan sampai masuk ke jeratan rekrutmen kurir Narkoba.  Demikian pemaparan Pak Heri Istu Hariono, Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Tangerang Selatan, dalam seminar, Mewujudkan Pemuda yang Berkarakter Tanpa Narkoba, Kamis, 27 Maret 2014, di UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
Lebih lanjut lagi, Pak Heri menekankan akan pencegahan Narkoba bahwa mahasiswa atau pemuda harus membuka kesadaran akan bahaya penyalahgunaan Narkoba dan berperan aktif dalam pencegahan tersebut.
Senada dengan paparan Pak Heri akan pemuda berkesadaran, Ibu Delina Hasan, Wakil Dekan FKIK, Bidang Kemahasiswaan UIN Syarifhidayatullah Jakarta, menyebutkan bahwa karakteristik pemuda itu membangun kesadaran dalam diri pemuda, memiliki karakter, berkapasitas dan daya saing, serta mempunyai kemauan dan jaringan. Ibu Delina mencontohkan karakter pemuda itu seperti pemuda Al-Kahfi yang tergambarkan dalam al-Quran surah Al-Kahfi. Para pemuda tersebut memiliki keimanan yang kuat, berintegritas, dan tidak mau terkontaminasi oleh orang lain atau lingkungan. 
Sudah saatnya pemuda Indonesia bergegas menyadari bahaya penyalahgunaan Narkoba. Mengenal dan memahami Narkoba secara utuh, dari kandungan zatnya, penyalahgunaan zat tersebut, efek dan bahaya bagi pengguna, keluarga, lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Para pemuda yang membantu mensosialisasikan efek bahaya penyalahgunaan Narkoba, di antaranya para mahasiswa dan mahasiswi UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Para mahasiswa ini membentuk Satuan Tugas Gerakan Anti Narkoba Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta, kemudian disingkat menjadi Satgas GAN UIN Jakarta. Satgas ini didirikan pada tanggal 21 November 2013, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Rektor UIN Jakarta, Nomor: UN.01/R/H.005/122/2013 tentang pembentukan dan pengangkatan pengurus Satgas Anti Narkoba UIN Jakarta. 
Satgas GAN UIN Jakarta ini telah melakukan berbagai kegiatan dalam upaya mencegah penyalahgunaan Narkoba, baik di internal kampus maupun di lingkungan sekitar. Pada periode September-November 2013 telah melakukan penyuluhan di asrama putrid dan putra UIN Jakarta, Ta’aruf Jurusan PBSI serta di kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Jakarta di beberapa tempat Kabupaten Tangerang dan Bogor. Tidak hanya itu, Satga GAN UIN juga bergerilya ke berbagai sekolah yang ada di sekitar lingkungan UIN Jakarta. Periode Januari-Maret 2014 telah melakukan penyuluhaan di SMK Tri GUna, SMP Muhammadiyah 17, SMK Pelita, SMP-SMK Miftahul Jannah, MTs Negeri 13 Jakarta, SMPIT Insan Cendikia Madani Serpong dan SMK Ruhama Ciputat.  
Peran pemuda seperti inilah diharapkan menjadi titik awal untuk menjaga atau memelihara diri pemuda sendiri dari jeratan Narkoba, dan turut membantu mengkampanyekan atau mensosialisasikan pencegahan penyalahgunaan Narkoba di keluarga, lingkungan sekitar, dan khalayak masyarakat. Tulisan ini ditutup dengan kutipan Pramoedya Ananta Toer, “Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri.”


0 Comments:

Posting Komentar