Waktu itu terus melaju Sedangkan aku membeku seperti batu Dalam derasnya hujan di musim kemarau Seakan tak peduli suhu Kibasan sajadah dalam alas langkah Memapah gerak yang tertatih-tatih lelah Kadang berlari dalam doa Seakan kereta berada di depan mata Kadang pelan terpaut mimpi Tanpa sadar sudah di akhir perjalanan Sang otak pun mengenang tahapan-tahapan ruku dan sujud Yang ternyata terlewat kantuk Semoga air wudhu membasahiku Mencairkan batu dalam relung hati yang ku tak tahu Melepas semua hijab yang menghalang Engkau dan Aku