Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Ketika Seorang Ibu Menjadi Pecandu Ganja

Tertegun saya ketika membaca berita tentang seorang ibu muda yang menaruh bayinya di atap mobil yang sedang berjalan. Perbuatan ibu tersebut dipengaruhi oleh ganja. Kita sering mendengar bahaya penyalahgunaan Narkoba, dan ternyata bukan hanya dapat membahayakan pengguna sendiri, Narkoba juga dapat membahayakan lingkungan sekitar. Salah satunya adalah keluarga, termasuk anak. Kisahnya terjadi 2 Juni 2012 di Arizona. Ketika seseorang menghubungi polisi karena ia menemukan bayi yang terikat di car seat di tengah jalan. Mobil tersangka sudah melaju sekitar 400 meter sebelum bayi yang berada di car seat itu terjatuh. Si bayi diperiksa ke rumah sakit setempat dan tidak mengalami cedera. Si ibu bayi yang bernama Catalina, berusia 21 tahun, mengakui kesalahannya tersebut dan mengaku berada di bawah pengaruh ganja ketika meletakkan bayinya di atap mobil dan mengemudikan kendaraannya. Pengaruh ganja yang sangat kuat telah membahayakan bayi ibu muda tersebut. Ganja adalah salah

Waspada Jerat Narkoba di Media Sosial

Tak ada yang menyangka bahwa teknologi komunikasi akan melaju dengan sangat pesatnya. Satu individu dengan yang lainnya bisa terkoneksi dalam media internet. Ada banyak manfaat dari penggunaan internet, selain untuk mencari wawasan, pengetahuan, informasi, hiburan, bisnis dan pertemenan, internet juga bisa menjadi hal yang merugikan dan membahayakan, baik bagi pemakainya, keluarga, maupun negara. Kenapa bisa demikian? Tidak ada yang sempurna. Begitu pula dengan internet, sisi baik dan buruknya satu paket, tergantung dari yang menggunakannya bak dua sisi mata uang. Salah satunya dalam bisnis Narkoba . Sindikat Narkoba memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran. Di jejaring sosial, mereka memengaruhi, merekrut konsumen baru dan memasarkannya dengan berbagai macam trik yang sifatnya memberi iming-iming yang menarik. Banyak masyarakat di Indonesia maupun di seluruh dunia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan mencari kenalan baru di dunia maya hingga b

Jangan Takut Melapor

Jangan takut melapor. Demikianlah pesan yang ingin disampaikan oleh BNN kepada para pecandu Narkoba. Selama ini pencandu narkoba masih dihinggapi rasa takut untuk melaporkan diri kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) atau Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Padahal, bila tidak melapor, hukumannya akan jauh lebih berat ketika mereka tertangkap sebagai pengguna narkoba. Pihak Polri sendiri telah berkomitmen untuk menyelamatkan pecandu narkoba agar direhabilitasi dan tidak perlu mendekam di tahanan. “Saya imbau bagi orangtua yang tahu putra putrinya ketergantungan, segera laporkan ke kita, tidak perlu malu-malu. Nanti akan direhab," ujar Sutarman (Tribunnews.com, 26/1/2014). Pernyataan Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman tersebut menegaskan dukungan penuh Polri yang akan memfasilitasi jika ada generasi muda yang melapor. Para pecandu yang melapor ini nanti akan dikirim ke tempat rehabilitasi. Ketetapan ini sesuai dengan undang-undang, bagi pecandu dan korban nar

Peran Keluarga dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Sungguh memprihatinkan ketika membaca data bahwa pengguna penyalahgunaan Narkoba terus meningkat. Berdasarkan data BNN, tahun 2008, ada 3,8 juta pengguna. Tahun 2011, ada 4 juta pengguna, dan tahun 2015 bisa mencapai 5,1 juta pengguna. Melihat data tersebut, sangat tepat bila Presiden Susilo Bambang Yudoyono menetapkan tahun 2015, Indonesia tanpa Narkoba. Pemberantasan penyalahgunaan Narkoba ini membutuhkan peran aktif semua elemen masyarakat, bukan hanya BNN dan pemerintah. Terutama, dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Lebih baik mencegah daripada mengobati, atau melakukan tindakan represif.   Peran keluarga sangat penting dalam pencegahan penyalahgunaan Narkoba. Keluarga menjadi lingkungan pertama dalam menciptakan suasana yang dapat menghindarkan atau setidaknya minimalkan penyalahgunaan Narkoba. Biasanya, orang yang menggunakan penyalahgunaan Narkoba, selain sebagai hanya coba-coba dan gaya hidup, kebanyakan karena lari dari permasalahan hidup. Mereka

Kenali Jerat Sabu-sabu

Apakah Anda pernah minum obat flu atau batuk? Bagi yang terkena flu atau batuk, tentu pernah minum obat flu atau batuk. Tetapi, ketika meminum obat, apakah kita sering melihat komposisinya? Iya, mengatahui komposisi obat sangat penting dalam proses pengobatan. Di antara salah satu komposisi obat tersebut, terdapat zat ephedrine. Zat ini merupakan bahan utama dalam pembuatan sabu-sabu. Apa itu zat ephedrine? Dan apa keterkaitannya dengan sabu-sabu? Apa sebenarnya bahaya sabu-sabu pada tubuh? Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt. Pengelola Program Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, menjelaskan bahwa ephedrine merupakan suatu senyawa amina yang memilik struktur kimia mirip dengan turunan metamfetamin dan amfetamin (eksekutif.co.id.).   Sebagaimana kita ketahui, bahwa metamfetamin dan amfetamin merupakan kandungan zat yang terdapat dalam sabu-sabu. Lebih lanjut, Zullies, ephedrine memiliki dua mekanisme aksi utama. Pertama

Waspada Jerat Narkoba di Media Sosial

Tak ada yang menyangka bahwa teknologi komunikasi akan melaju dengan sangat pesatnya. Satu individu dengan yang lainnya bisa terkoneksi dalam media internet. Ada banyak manfaat dari penggunaan internet, selain untuk mencari wawasan, pengetahuan, informasi, hiburan, bisnis dan pertemenan, internet juga bisa menjadi hal yang merugikan dan membahayakan, baik bagi pemakainya, keluarga, maupun negara. Kenapa bisa demikian? Tidak ada yang sempurna. Begitu pula dengan internet, sisi baik dan buruknya satu paket, tergantung dari yang menggunakannya bak dua sisi mata uang. Salah satunya dalam bisnis Narkoba . Sindikat Narkoba memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran. Di jejaring sosial, mereka memengaruhi, merekrut konsumen baru dan memasarkannya dengan berbagai macam trik yang sifatnya memberi iming-iming yang menarik. Banyak masyarakat di Indonesia maupun di seluruh dunia menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan mencari kenalan baru di dunia maya hingga b

[Celoteh] Kursi Kereta

Suatu hari ketika naik CL ke arah Pondok Ranji, saya duduk bersebelahan dengan ibu yang menggendong bayi. Bayi dalam pangkuannya sedang sakit. Mimik muka sang ibu sangat sendu, sesekali ia memberi minum bayinya dari air mineral dengan memakai selang. Tak jarang ia mengusap matanya yang menerawang bersama tetesan kepedihan. Di stasiun berikutnya datang penumpang ibu dan anak. Sang anak duduk di sebelah saya, sedang sang ibu duduk di kursi seberang dengan keadaan duduk yang kurang nyaman. Ibu yang baru datang duduk di sebelah gadis muda yang duduk miring cukup menghabiskan banyak tempat duduk. Para penumpang lain saling melirik karena melihat seperti adanya ketidakpekaan gadis cantik tersebut. Awalnya saya mengira sama, bahwa gadis cantik yang duduk di pojok kursi tidak peka. Namun setelah saya perhatikan, ternyata saya yang tidak peka. Gadis cantik itu sesekali menyeka matanya, tatapannya nanar menatap pintu gerbong kereta. Astaghfirullah,... satu pembelajaran, bahwa kadan

Waspada Peredaran Narkoba di Kampus

Narkoba merupakan masalah yang sangat memprihatinkan, karena bisa mengancam masa depan anak bangsa. Untuk mencegah semakin meningkatnya peredaran gelap narkoba, perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk para mahasiswa sebagai elemen utama yang menjalankan peran penggerak bagi masa depan bangsa, di antaranya dimulai dari lembaga pendidikan kampus yang akhir-akhir ini rentan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Kampus merupakan tempat belajar dan berinteraksi para mahasiswa, untuk itu perlu dilindungi dan dicegah dari pengaruh-pengaruh penyalahgunaan  narkoba. Sering mendengar bahwa kampus menjadi target utama peredaran narkoba bagi para bandar karena segmentasi dan sasaran pemakai yang sangat ideal, yaitu para pemuda dan pemudi (mahasiswa dan mahasiswi). Kalangan muda mudi ini masih labil dari segi pencarian jati diri dan sangat rentan akan pengaruh lingkungan sehingga sangat mudah disusupi barang haram. Kabar terakhir, seperti ditemukannya

Belajar dari Tulisan Asma Nadia tentang Nasihat Bijak

Kemarin, saya melihat tautan tulisan Asma Nadia yang berjudul, "Nasihat Bijak yang Menyesatkan," di Republika (21 Maret 2014) pada salah satu dinding facebook teman yang mempertanyakan dari tulisan tersebut. Hari ini, saya juga melihat tautan tersebut pada dinding facebook teman yang lain, dengan tanggapan bahwa tulisan tersebut simple atau sederhana dan bermanfaat. Dua sudut pandang yang berbeda akan penilaian tulisan tersebut. Saya tidak akan membahas dua sudut pandang yang berbeda atas tulisan tersebut, karena hal ini wajar dalam menanggapi suatu tulisan, ada yang setuju dan tidak. Saya sendiri tertarik dengan tulisan Asma Nadia tersebut. Sebuah tulisan yang mengkritik nasihat bijak para orang tua yang selama ini sering kita dengar, tetapi Asma Nadia menganggap bahwa itu menyesatkan. Tadinya saya akan menulis di komentar FB, tetapi saya memilih menuliskannya di sini. Di awal tulisan, pada paragraf kedua, Asma Nadia sudah memaparkan bahwa nasihat yang disampai