Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Ekstasi; Warna Warni Tablet dan Kapsul Berbahaya

Ekstasi berasal dari kata Ex-Stosis yang berarti terbebaskan atau suatu keadaan yang menyenangkan. Pil yang digunakan sebagai perangsang untuk memberi dorongan semangat dan menyebabkan peregangan pada saraf otak, selanjutnya menimbulkan halusinasi ringan. Menurut para penyelidik di Berlin atau di Frankfurt, tablet ini telah digunakan sekitar 10 ribu tablet, dan sekitar 100 ribu beredar di seluruh Republik Federasi Jerman. Awalnya, bahan ini disediakan sebagai bahan perangsang nafsu makan dan telah dikenal sejak tahun 1912. Dalam dunia pengobatan zat tersebut disebut dengan Methydioxy Methamphetamin atau MDMA.  Tahun 1914, zat ini dikembangkan menjadi obat sintesis oleh perusahaan ERNST MERK di Darmstadt, Jerman, dengan nama “tiruan minyak Sassafras-Staude”. Pada tahun 1947, Konvensi Jenewa  melarang penggunaan ekstasi dalam pengobatan. Namun, zat ini muncul lagi dalam bentuk penyalahgunaan. Kenapa obat ini diharamkan? Ekstasi diharamkan karena berbahaya bagi tub

Sumpah Pemuda; Membentuk Karakter Pemuda

Hari ini, Senin, 28 Oktober, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda. Ikrar sumpah ini dilakukan pada akhir Kongres Pemuda Kedua, 28 Oktober 1928. Isi dari Ikrar Sumpah Pemuda itu sebagai berikut: Pertama Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoewa Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.  Sebuah ikrar para pemuda dalam mencintai ibu pertiwi. Sekarang ini, sumpah pemuda bukan secarik kertas yang dibaca berulang-ulang, tetapi menuntut bukti nyata para putra dan putri Indonesia, bukan janji atau sumpah simpati. Kecintaan akan negeri harus diterapkan sejak dini. Jangan sampai pemuda masa kini tak mengenal ciri khas ibu pertiwi. Terombang-ambing dari gempuran budaya asing, tanpa mengenal karakter dari budaya tanah air. Masuknya berbagai budaya asing, hendaknya anak-anak atau remaja mendapat b

Ketika Tergoda Bisnis Narkoba

Kabar penangkapan pengedar Narkoba kembali terdengar. Apresiasi bagi BNN dan kepolisian yang telah berhasil menangkap pengedar Narkoba, berjenis ganja di Bandara Soekarno-Hatta, kemarin, 15 April 2014. Dalam penangkapan ini, polisi menyamar sebagai pembeli. Awalnya, petugas menyamar membeli sabu dari pelaku seharga Rp11 juta. Demikian kata Kasat Narkoba Polres Soekarno-Hatta, Kompol Guntur M (Kompas.com, 16 April 2014). Peredaran Narkoba di Indonesia sangat terkait dengan bisnis Narkoba itu sendiri. Dalam sebuah bisnis, ketika banyak permintaan atau yang membutuhkan pada barang tersebut, maka produsen akan member barang dan bisnis pun berkembang pesat. Begitu pula dengan Narkoba. Sebagai barang yang mengandung zat adiktif, Narkoba sangat dibutuhkan bagi para pecandu Narkoba. Bila melihat data pecandu Narkoba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, tahun 2008 sebanyak 3 juta, tahun 2013 sebanyak 3,8 juta, tahun 2014 sebanyak 4 juta jiwa yang terkena Narkoba. Meningk

Mengenal Gejala Penyalahgunaan Narkoba

Melihat fenomena gencarnya pengedaran Narkoba, kita harus waspada dan hati-hati dengan lingkungan sekitar. Setidaknya kita harus mengenal gejala-gejala pengguna Narkoba. Sudah saatnya setiap orang, baik itu ibu, bapak, istri, suami, maupun anak, mengetahui tentang efek bahaya penyalahgunaan Narkoba. Bukan karena Narkoba barang illegal yang dilarang negara, tetapi kita harus melihatnya dari sudut pandang kesehatan si pengguna sendiri. Jika kita tidak mengetahui tanda dan gejala pengguna narkoba, kita tidak akan pernah sadar bahwa mungkin ada anggota keluarga kita yang menggunakannya. Pengetahuan tentang informasi penggunaan Narkoba sudah sangat diperlukan saat ini. Efek narkotika tergantung kepada dosis pemakaian, cara pemakaian, pemakaian sebelumnya dan harapan pengguna. Secara umum, ciri-ciri pengguna Narkoba sebenarnya sangat mudah untuk kita identifikasi. Pada dasarnya, Narkoba mempunyai kemampuan untuk mengubah pribadi seseorang menjadi berbeda, bahkan hingga 18

Terapi Narkoba dengan Spiritualitas; Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba dengan Metode Inabah

Ketika seseorang menggunakan Narkoba, sebaiknya dia melaporkannya ke IPWL, dan membawanya ke tempat rehabilitasi. Salah satu tempat rehabilitasi di tempat saya, daerah Tasikmalaya, adalah Pesantren Suryalaya.  Pesantren Suryalaya sebagai tempat rehabilitasi Narkoba ini mengusung metode inabah. Kata inabah sendiri berasal dari Bahasa Arab, anaba-yunibu (mengembalikan). Dalam tataran tasawuf, inabah ini berkaitan dengan tobat. Seseorang yang bertobat adalah orang yang menyadari dan menyesal akan kesalahan atau dosa yang yang telah dilakukannya, serta berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.  Adapun inabah berarti pengembalian atau pemulihan, maksudnya proses kembalinya seseorang dari jalan yang menjauhi Allah ke jalan yang mendekat kepada Allah. Istilah ini digunakan dalam Al-Quran Surah Luqman ayat 15, Surah  Asy-Syura ayat 10, dan lain-lain. Al-Daqqaq berpendapat bahwa tobat adalah sifat orang beriman, terdapat dalam Al-Quran Surah An-Nur ayat 3

Ketika Pintu-pintu Masjid Terkunci

Matahari telah naik sepenggelahan, Tiara berjalan di seputar masjid, lalu menuju pintu masjid dan menarik gagang pintu masjid. Namun, pintu tersebut tidak dapat dibuka. “Mbak, pintunya dikunci. Biasanya dibuka bila jam duabelasan, ketika mau masuk waktu shalat Zhuhur,” ujar salah seorang perempuan yang sedang membaca buku di teras masjid. “Oh gitu ya,” sahut Tiara dengan penuh kecewa. “Iya, kalau Mbak mau shalat, di teras masjid sebelah sana,” jawab perempuan tersebut sambil menunjuk ke teras samping masjid yang bersebelahan dengan toilet. “Terima kasih Mbak,” kata Tiara sambil tersenyum. Ia kemudian berlalu menuju teras samping masjid, dan di sana ada beberapa pria juga yang sedang melaksanakan shalat Dhuha. Tiara melirik ke arah toilet yang ada tulisan khusus wanita, ternyata ada beberapa bapak-bapak juga yang keluar dari sana, sepertinya mereka selesai whudu dilihat dari air wudhu di muka mereka. “Kok mereka keluar dari toilet wanita,” gumam Tiar

Bergegas Kenali Efek Bahaya Kokain

Kokain merupakan salah satu barang haram yang masuk golongan Narkotika. Berdasarkan  Undang-undang No. 35 tahun 2009, Narkotika golongan 1, kokain merupakan zat yang mengandung ketergantungan sehingga hanya digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan. Kenapa kokain masuk barang haram, dan kenapa masih banyak yang menyukainya, malah menjadi peluang bisnis?  Oktober 2013, Bea Cukai berhasil menyita 774 gram kokain senilai 3,8 miliar, dengan harga penjualan 3 juta per gram. Kokain ini akan diselundupkan ke Bali dengan cara dipaketkan. Paket itu berupa UPS komputer dengan enam paket kecil berisi bubuk warna putih kokain di speaker. (Tribunnews, Oktober 2013).  Wow, harga yang sangat tinggi, sehingga tidak mengherankan bila proses penyelundupannya pun rapi dan detail sehingga nyaris tidak terdeteksi.   Penyelundupan kokain ini berkaitan erat dengan jaringan bisnis internasional. Kokain yang rencananya akan dipasarkan di Bali dan Lombok, mengungkapkan ja

Peran Orangtua terhadap Anak dalam Kemajuan Teknologi

Lebaran sebentar lagi. Sekolah pun sudah mulai berlibur. Ketika para ibu mulai memasak dan membuat kue untuk persiapan lebaran, anak-anak pun sibuk dengan dunia mereka. Dunia yang terasa berbeda, dulu dan sekarang. Tidak terdengar suara anak-anak yang berlarian mengejar layangan. Tidak ada lagi anak yang saling bekejaran main kucing-kucingan. Teriakan yang saling bersahutan pun karena main petak umpet kini tinggal kenangan, padahal dulu terasa memekakan gendang telinga. Kemana perginya anak-anak? Tidakkah mereka merindukan bermain? Anak-anak itu ternyata sedang menonton televisi atau bermain game di gadget. Mereka bukan bermain gatrik di lapangan. Bermain tali sudah dianggap tidak menarik lagi dibandingkan menyaksikan televisi atau bermain game. Mereka mungkin sudah tidak mengenal permainan lompat tali. Televisi bagai kotak ajaib yang menghipnotis anak-anak untuk selalu duduk di depannya. Game yang seru membuat mereka anteng bersama gadget. Diakui ataupun tidak